Eh kalau makan, yang teratur ya ! karena dengan
makan yang teratur kita dapat terhindar dari penyakit yang satu ini loh !
radang usus buntu (Appendicitis).
Sebetulnya apa sih usus buntu ? usus buntu (Appendix
vermoformis) merupakan salah satu bagian organ saluran pencernaan yang
berupa tonjolan kecil seperti tabung, panjangnya rata-rata 5-10 cm yang
berpangkal pada perbatasan antara usus besar dan usus halus.
Pada
awalnya usus buntu tidak memiliki fungsi, namun dari hasil penelitian Wiliam
Parker di Duke University Medical Center pada tahun 2007 mengungkap fungsi
apendiks sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi
immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh).
Lalu apa
penyebab radang usus buntu itu ? appendiksitis umumnya disebabkan oleh infeksi
bakteri, yaitu faktor penyumbatan oleh tinja (Feces) dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau
pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu
diketahui bahwa dalam tinja (Feces)
manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri Escherichia Coli, inilah yang sering kali
mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.
Menurut dokter ahli, gejala appendiksitis bervariasi
tergantung stadiumnya yaitu radang usus buntu akut, gejala yang timbul: panas tinggi, mual-muntah, nyeri perut
kanan bawah, jika berjalan sakit
sehingga agak terbongkok, tetapi tidak semua orang menunjukkan gejala seperti ini,
bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja. Sedangkan pada radang
usus buntu kronik, gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana
terjadi nyeri samar di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang
timbul disertai dengan rasa mual-muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke
perut kanan bawah dengan nyeri yang khas di titik Mc burney.
Bagaimana cara mengetahui kondisi usus buntu kita ?
pemeriksaan dapat dilakukan Tim
Kesehatan untuk menentukan dan mendiagnosa adanya penyakit radang usus buntu
(Appendicitis). Diantaranya dengan pemeriksaan fisik, pada perabaan (palpasi)
didaerah perut kanan bawah, bila ditekan akan terasa nyeri. Pemeriksaan
laboratorium, bila ditemukan kenaikan
sel darah putih (leukosit) sekitar 10.000 – 18.000/mm3. Pemeriksaan radiology,
untuk tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan
(93 – 98 %), karena dapat terlihat jelas gambaran apendiks.
Bila
diagnosis sudah pasti, pada kondisi dini dapat saja dilakukan dengan pemberian
obat antibiotika namun tingkat kekambuhannya mencapai 35%. Jika terdiagnosa
apendiks akut, maka tindakan yang harus segera dilakukan adalah dengan cara
operasi sebelum apendiks mengalami perforasi (pecah) yang dapat menginfeksi
dinding rongga perut (Peritonitis). Sedangkan untuk usus buntu
kronis waktu operasinya masih bisa ditunda tergantung dari kondisi pasien,
namun disarankan untuk tidak terlalu lama menundanya.
Jadi,
membuat pilihan yang bijaksana terutama dalam memilih apa yang akan di makan hari
ini, adalah modal dasar bagi kesehatan yang optimal. Untuk itu, jauhkan diri
dari minuman-minuman botol atau kaleng yang mengandung gas. Mengkonsumsi
makanan berserat seperti buah-buahan dan sayuran sangat penting untuk
menghindari terjadinya appendiksitis.
0 komentar:
Posting Komentar