Social Icons

Pages

Selasa, 29 Januari 2013

TANGGAPI SI BUNTU SEJAK DINI (APENDIKSITIS)


Eh kalau makan, yang teratur ya ! karena dengan makan yang teratur kita dapat terhindar dari penyakit yang satu ini loh ! radang usus buntu (Appendicitis).
Sebetulnya apa sih usus buntu ? usus buntu (Appendix vermoformis) merupakan salah satu bagian organ saluran pencernaan yang berupa tonjolan kecil seperti tabung, panjangnya rata-rata 5-10 cm yang berpangkal pada perbatasan antara usus besar dan usus halus.
Pada awalnya usus buntu tidak memiliki fungsi, namun dari hasil penelitian Wiliam Parker di Duke University Medical Center pada tahun 2007 mengungkap fungsi apendiks sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh).
Lalu apa penyebab radang usus buntu itu ? appendiksitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, yaitu faktor penyumbatan oleh tinja (Feces) dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja (Feces) manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri  Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.
Menurut dokter ahli, gejala appendiksitis bervariasi tergantung stadiumnya yaitu radang usus buntu akut, gejala yang timbul: panas tinggi, mual-muntah, nyeri perut kanan bawah,  jika berjalan sakit sehingga agak terbongkok, tetapi tidak semua orang menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja. Sedangkan pada radang usus buntu kronik, gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul disertai dengan rasa mual-muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan nyeri yang khas di titik Mc burney.
Bagaimana cara mengetahui kondisi usus buntu kita ? pemeriksaan dapat dilakukan     Tim Kesehatan untuk menentukan dan mendiagnosa adanya penyakit radang usus buntu (Appendicitis). Diantaranya dengan pemeriksaan fisik, pada perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, bila ditekan akan terasa nyeri. Pemeriksaan laboratorium, bila ditemukan  kenaikan sel darah putih (leukosit) sekitar 10.000 – 18.000/mm3. Pemeriksaan radiology, untuk tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %), karena dapat terlihat jelas gambaran apendiks.
Bila diagnosis sudah pasti, pada kondisi dini dapat saja dilakukan dengan pemberian obat antibiotika namun tingkat kekambuhannya mencapai 35%. Jika terdiagnosa apendiks akut, maka tindakan yang harus segera dilakukan adalah dengan cara operasi sebelum apendiks mengalami perforasi (pecah) yang dapat menginfeksi dinding rongga perut (Peritonitis). Sedangkan untuk usus buntu kronis waktu operasinya masih bisa ditunda tergantung dari kondisi pasien, namun disarankan untuk tidak terlalu lama menundanya.
Jadi, membuat pilihan yang bijaksana terutama dalam memilih apa yang akan di makan hari ini, adalah modal dasar bagi kesehatan yang optimal. Untuk itu, jauhkan diri dari minuman-minuman botol atau kaleng yang mengandung gas. Mengkonsumsi makanan berserat seperti buah-buahan dan sayuran sangat penting untuk menghindari terjadinya appendiksitis.

0 komentar:

Posting Komentar